FEBI UIN SAIZU

Dosen FEBI UIN Saizu Purwokerto Ungkap Perbankan Syariah dalam Ketidakpastian Global: Upaya Kecerdasan Buatan untuk Meningkatkan Digitalisasi Syariah Perbankan di Indonesia.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Saizu Purwokerto, Enjen Zaenal Mutaqin mengungkap, Digitalisasi perbankan syariah di Indonesia mengalami percepatan signifikan seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Salah satu teknologi yang berperan penting dalam proses ini adalah kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

Menurutnya, AI yang terus berkembang saat ini, dapat membantu masyarakat dalam berbagai aktivitas. Seperti halnya dalam meningkatkan layanan kesehatan mental, mendeteksi ancaman keamanan, menerjemahkan bahasa, dan meningkatkan keamanan siber. “Tulisan saya mencoba menganalisis upaya penerapan AI dalam meningkatkan digitalisasi perbankan syariah di Indonesia, dengan fokus pada inovasi yang ditawarkan, tantangan yang dihadapi, serta dampaknya terhadap kualitas layanan dan efisiensi operasional,” ujarnya.

Melalui pendekatan studi kasus dan analisis literatur, artikel ini menemukan bahwa AI dapat mengoptimalkan berbagai aspek perbankan syariah, termasuk manajemen risiko, pengelolaan data nasabah, market share, serta pelayanan digital yang lebih profesional, tuturnya. Namun, terdapat juga hambatan yang perlu diatasi, seperti kesenjangan teknologi, regulasi, dan kesadaran masyarakat. Dengan mengatasi tantangan ini, AI memiliki potensi besar untuk mendorong transformasi digital yang lebih inklusif dan efisien dalam sektor perbankan syariah di Indonesia.

Al-Qur’an memberikan panduan kepada manusia untuk memanfaatkan alam raya yang telah diciptakan oleh Allah. Dengan bertafakur, berdzikir, dan menggunakan akal pikiran, manusia dapat menghasilkan produk-produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, yang merupakan bentuk dari teknologi. Dengan demikian, pengembangan teknologi sejalan dengan ajaran Al-Qur’an asalkan digunakan dengan bijak dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Enjen Zaenal Mutaqin mengaku telah memaparkan karya ilmiahnya mengenai Perbankan Syariah dalam Ketidakpastian Global: Upaya Kecerdasan Buatan untuk Meningkatkan Digitalisasi Syariah Perbankan di Indonesia. Karya ilmiahnya terpilih menjadi salah satu dari 88 karya yang terpilih dalam kegiatan IC-ISLEH ke-3 Tahun 2024 di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Terdapat sebanyak 126 karya ilmiah masuk ke panitia International Conference on Islamic Islam, Science, Language, Law, Education, Economics, and Humanities (IC-ISLEH) 2024 Namun hanya 88 karya yang masuk untuk membahas sejumlah persoalan kontemporer, termasuk Digitalisasi Perbankan Syariah. Kegiatan berlangsung sejak tanggal 15-6 Oktober 2024.

Ketua Steering Committee (SC) IC-ISLEH 2024, Dr. Jamilah menyatakan, tema Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, ada 17 tujuan global dengan 169 capaian yang terukur dan tenggat yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk perdamaian dan kemakmuran manusia dan planet bumi sekarang dan masa depan.

Isu tersebut juga menjadi salah satu bahasan pada sesi Plenary Saesion di Main Hall B UIN Maliki Malang. Isu SDGs sendiri, sambung dia, telah dikupas oleh para peneliti melalui sejumlah riset. Ini seperti terpotret dalam artikel Enjen Zaenal Mutaqin tentang “Artificial Intelligence Efforts to Increase Digitalization of Sharia Banking in Indonesia. Enjen Zaenal Mutaqin turut berpartisipasi dalam gelaran IC-ISLEH ke-3.

Dosen FEBI itu mengambil tema Redefining The Islamic Education in Light of Sustainable Development Goals (SDGs). Dia juga tampil sebagai speaker open panelis terundang di Parallel Session 1 Room 2. Enjen Zaenal Mutaqin mempresentasikan paper dengan Sharia Banking in A Global Uncertaity: Artificial Intelligence Efforts to Increase Digitalization of Sharia Banking in Indonesia.

Paper tersebut menganalisis kecerdasan buatan (AI) mempunyai dampak yang signifikan terhadap perkembangan perbankan Indonesia. Ada empat bidang utama dimana AI menghadirkan potensi dan tantangan: 1) Data; 2) Sumber Daya Manusia; 3) Etika dan Regulasi; dan 4) Kebangkitan dan Inovasi.

Semua orang, termasuk Economic AI di industri perbankan, mengatakan kecerdasan buatan (AI) adalah sesuatu yang strategis. Penggunaan kecerdasan buatan dalam perbankan syariah adalah perkembangan positif, asalkan dipandu oleh prinsip-prinsip etika yang sesuai dengan nilai-nilai syariah. Dengan mematuhi prinsip-prinsip tersebut, bank syariah dapat mengoptimalkan manfaat AI sambil menjaga integritas dan nilai-nilai yang mereka anut Penerapan AI yang dilakukan di perbankan syariah bisa lewat pemakaian inovasi digital yang disusun menurut kebutuhan industri terkait.

Fungsi lain artificial intelligence menjadi risk management, bisa menolong lembaga keuangan mikro syariah guna meminimalisir masalah dan mengoptimalkan pendapatan. Kemudian pandangan nasabah terhadap layanan berbasis kecerdasan buatan ini sangat membantu karena mereka dapat menyelesaikan masalah mereka. Dengan AI, pelanggan dapat komplain kapan saja dan menghemat waktu dengan mendapatkan informasi segera. Sebagai pembahas, hadir Ketua Program Doktor (S3) Ekonomi syariah Prof. Dr. H. Nur Asnawi, M.Ag.

Share
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Skip to content