Dalam rangkaian Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-23 tahun 2024 di UIN Walisongo Semarang, Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Saizu Purwokerto, telah menguraikan peran penting Artificial Intelligence (AI) dalam menangani krisis kemanusiaan yang dihadapi oleh pengungsi Rohingya.
Menyusul pidato pembukaan oleh Prof Dr Mukhsin Jamil MAg, Ketua Steering Committee (SC) AICIS 2024, yang menyoroti kompleksitas konflik di Asia Tenggara, terutama krisis Rohingya di Myanmar dan penerimaannya di Aceh, Indonesia, sebagai isu sentral yang perlu ditangani secara mendalam.
Dalam sesi Religious Leaders Summit di Auditorium II UIN Walisongo Semarang pada Jumat (2/2/2024), Enjen Zaenal Mutaqin, M.Ud., juga turut berperan dalam memperkaya diskusi dengan presentasi paper berjudul “Gender in Times of Crisis: Artificial Intelligence (AI) Efforts Addressing the Humanitarian Crisis A Study on Rohingya Refugees.” Dalam paper tersebut, Mutaqin mengupas peran AI dalam menangani krisis kemanusiaan yang terkait dengan pengungsi Rohingya.
Dalam papernya, Mutaqin menyoroti potensi AI dalam meningkatkan layanan kesehatan mental, mendeteksi ancaman keamanan, menerjemahkan bahasa, dan meningkatkan keamanan siber bagi pengungsi Rohingya. Namun demikian, ia juga mencatat kontroversi seputar penggunaan AI, termasuk masalah privasi dan keamanan data, yang memerlukan pengawasan dan regulasi yang ketat.
Dengan demikian, papernya memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang potensi AI dalam menangani krisis kemanusiaan yang melibatkan pengungsi Rohingya, sekaligus menyoroti perlunya pendekatan yang etis dan bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi ini.
Saran judul yang bisa dipertimbangkan untuk paper tersebut adalah “Navigating the Crisis: AI as a Compass in Rohingya Humanitarian Challenges.”